Jumat, 07 Juni 2013

prakelinik pemeriksaan dalam

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN KLINIK

Mata Ajaran                : Askeb II
Kode Mata Kuliah      : 302
Pokok Bahasan           :  Pemeriksaan Dalam
Sub Pokok Bahasan    :
Semester                      : II
Institusi                       : DIV Kebidanan STIKIM
Tanggal                       :  2012
Waktu                         : 150 menit
Tempat                        : Laboratorium
  1. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mendapatkan pengalaman belajar di kelas, peserta didik mampu melakukan pemeriksaan dalam
  1. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mendapatkan praktek di ruangan, di harapkan :
  1. Peserta didik mampu menjelaskan manfaat pemeriksaan dalam
  2. Peserta didik mampu melaksanankan pemeriksaan dalam
  3. Peserta didik mampu menyiapkan alat-alat untuk pemeriksaan dalam dengan benar
  4. Materi
    1. Tujuan pemeriksaan dalam
    2. Persiapan alat untuk pemeriksaan dalam
    3. Langkah-langkah pemeriksaan dalam
  1. Metode : Bed Side Teaching
    1. Pre Conference
    2. Bed Side Teaching
    3. Post Conference
  2. Kegiatan Belajar Mengajar
No Kegiatan Clinical Instruktor Kegiatan Pesrta Didik
1 Pre Conference -          Mengkaji kesiapan peserta didik tentang pemeriksaan dalam Melibatkan peserta didik lain untuk mereview alat-alat dan langkah-langkah pemeriksaan dalam
-          Melibatkan peserta didik lain untuk bertanya
-          Menyimpulkan dan mengklarifikasi jawaban
-          Menjawab tentang tujuan dan manfaat pemeriksaan dalam -          Menunjukan/ menyebutkan alat-alat dan langkah-langkah pemeriksaan dalam
-          Menanyakan hal-hal lain yang belum jelas
2 Bed Side Teaching : 60 menit -          Membimbing  peserta didik dalam pemeriksaan dalam -          Melakukan pemeriksaaan dalam
3 Post Conference : 10 menit -          Menilai dan mengevaluasi pelaksanaan pemeriksaan dalam
-          Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya
-          Menjawab pertanyaan yang di ajukan peserta didik dan melibatkan peserta didik yang lain
-          Peserta didik lain mengutarakan hal-hal yang kurang tepat -          Menanyakan hal-hal yang belum jelas
-          Mendengarkan atau menyimpulkan penjelasan dan mengutarakan pendapat
  1. Media Alat
Alat-alat pemeriksaan dalam
  1. Sumber
-          Prawirohardjo, Sarwono.2008.Ilmu kebidanan.Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
-          Depkes RI. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Revisi tahun 2008. JNPK-KR.
-
  1. Evaluasi
    1. Selama prosedur
Selama peserta didik melakukan tindakan
  1. Bentuk
Penilaian penampilan kemampuan
  1. Format penilaian penampilan kemampuan terlampir.
CI                                                                    Pengajar
(                                   )                                   (                                   )
Mengetahui
Dosen Pembimbing
LAMPIRAN MATERI
  1. Tujuan Pemeriksaan dalam
Untuk mengetahui permulaan persalinan, mengkaji perkembangan persalinan, menetapkan presentasi dan posisi janin.
  1. Persiapan
Alat :
  1.    Kom kecil.
  2.    Bengkok
  3.    Korentang bila diperlukan
  4.    Bak Instrumen sedang
  5.    Apron
  6.    Kacamata pelindung
  7.    Masker
  8.    Status ibu dan alat tulis
  9.   Alas kaki karet
  10.   Tempat sampah medis dan non medis
  11.   Skerm atau tirai
Bahan :
  1. Selimut
  2. Kapas sublimat.
  3. Larutan klorin 0,5 %
DAFTAR TILIK
PEMERIKSAAN DALAM
Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut
0
Gagal
:
Bila langkah – langkah tidak dilakukan
1
Kurang
:
Langkah – langkah dilakukan tetapi tidak mampu mendekomentasikan sesuai prosedur
2
Cukup
:
Langkah – langkah dilakukan dengan bantuan, kurang terampil atau kurang setakan dalam mendemonstrasikan dan waktu yang diperlukan relative lebih lama menyelesaikan suatu tugas
3
Baik
:
Langkah – langkah di lakukan dengan bantuan, kurang percaya diri, kadang-kadang tampak cemas dan memerlukan waktu yang dapat dipertanggung jawabkan
4
Sangat baik/Mahir
:
Langkah – langkah dilakukan dengan benar dan tetap sesuai dengan tehnik prosedur dalam lingkup kebidanan dan waktu efisien
KOMPONEN
PENILAIAN
0
1
2
3
4
PERSIAPAN ALAT
Handscoon /
Sarung tangan steril
Kapas sublimat
DTT dalam kom
Bengkok
 Bak Instrumen sedang
Larutan klorin 0,5 %
Korentang
Apron
Kacamata pelindung
Masker
Alas kaki karet
Selimut
Tempat sampah
Skerm
LANGKAH-LANGKAH
Menjelaskan pada ibu apa yang akan dikerjakan dan memberitahukan kemungkinan ketidaknyamanan serta memberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan
Dengarkan apa yang disampaikan oleh ibu
Berikan dukungan emosional dan jaminan pelayanan
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta mengeringkannya dengan handuk bersih.
Meminta ibu untuk berkemih dan membasuh regio genetalia dengan sabun dan air bersih
Meminta ibu berbaring di tempat tidur
Menutupi badan ibu dengan selimut atau kain
Mengatur posisi ibu dorsal recumbent
Mengunakan sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan kapas atau kassa yang sudah dibasahi air DTT. Jika mulut vagina, perineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkan dengan seksama dengan cara menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kassa yang sudah terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi  (meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan benar di dalam larutan dekontaminasi)
Memeriksa genitalia luar.
Inspeksi :
§ Perdarahan.
§ Cairan amnion ; warna, bau, jumlah.
§ Mekoneum ; kental atau encer
§ Bagian yang menumbung.
§ Lendir darah.
§ Perlukaan
§ Massa
§ Varices
§ Edema
§ Haemoroid
 
Jika ada perdarahan pervaginam, jangan lakukan pemeriksaan dalam. Dengan hati-hati pisahkan labia dengan jari manis dan ibu jari tangan kiri pemeriksa. Masukkan jari telunjuk tangan kanan pemeriksa dengan hati-hati diikuti oleh jari tengah. Setelah kedua jari tangan berada dalam vagina, tangan kiri pemeriksa diletakkan di fundus ibu. Pada saat kedua jari berada di dalam vagina, jangan mengeluarkannya sebelum pemeriksaan selesai. Jika ketuban belum pecah, jangan lakukan amniotomi.
Nilai vagina. Luka parut lama di vagina bisa memberikan indikasi luka atau episiotomi sebelumnya, hal ini mungkin menjadi informasi penting pada saat kelahiran bayi.
Nilai pembukaan dan penipisan serviks
Pastikan tali pusat umbilikus dan/atau bagian-bagian kecil (tangan atau kaki bayi) tidak teraba pada saat melakukan pemeriksaan pervaginam.
Nilai penurunan kepala janin dan tentukan apakah kepala sudah masuk ke dalam panggul. Bandingkan penurunan kepala dengan temuan-temuan dari pemeriksaan abdomen untuk menentukan kemajuan persalinan
Jika kepala sudah dapat dipalpasi, raba fontanela dan sutura sagitali untuk menentukan penyusupan tulang kepala dan/atau tumpang tindihnya, dan apakan kepala janin sesuai dengan diameter jalan lahir.
Jika kepala sudah dapat dipalpasi, raba fontanela dan sutura sagitali untuk menentukan penyusupan tulang kepala dan/atau tumpang tindihnya, dan apakan kepala janin sesuai dengan diameter jalan lahir
Setelah pemeriksaan lengkap, keluarkan kedua jari pemeriksa dengan hati-hati, sambil meminta ibu untuk menarik nafas panjang.
Mendekontaminasikan sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kotor dedalam larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskan dalam keadaan terbalik serta merendamnya di dalam larutan tersebut selama 10 menit. Mencuci kedua tangan (seperti diatas)
Merapihkan ibu kembali dan membantu ibu mengambil posisi yang nyaman
  Memberitahu ibu dan keluarganya tentang hasil pemeriksaan
Mencatat /mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan pada status ibu








HANDOUT
PERIKSA DALAM (PD)
  1. Pengertian
  1. Indikasi
Selama persalinan bidan dapat melakukan PD untuk :
  • Memastikan permulaan persalinan
  • Mengkaji perkembangan persalinan
  • Menetapkan presentasi dan posisi janin
  1. Kontraindikasi
Bidan tidak boleh melakukan PD pada keadaan :
  • Perdarahan
  • Plasenta previa
  • Ketuban pecah dini
  1. Informasi yang diperoleh melalui PD
  • oGenitalia Eksterna
Berbagai abnormalitas seperti varices, edema, kutil atau tanda-tanda infeksi harus diperhatikan dengan baik, terutama jaringan parut, terutama jika mengidentifikasikan riwayat trauma perineum atau mutilasi genitalia wanita. Warna, konsistensi, jumlah dan bau atau perdarahan dari vagina harus dicatat.
  • Vagina
Vagina harus terasa hangat dan lembab, dengan dinding yang lembut. Vagina yang panas dan kering mengidentifikasikan adanya dehidrasi, infeksi atau obstruksi persalinan. Vagina yang terasa tegang dapat berkaitan dengan rasa takut atau jaringan parut. Adanya varices, sistokel atau rektokel juga harus di catat. Rektum yang penuh akan teraba dari dinding vagina belakang.
  • Serviks
Pemeriksaan serviks meliputi posisi, konsistensi, penipisan, dilatasi dan hubungannya dengan pressentasi janin. Sebelum persalinan serviks biasanya berada pada posisi sentral atau posterior, keras, belum menipis dengan ostium masih menutup ( belum matang ).
Pada minggu-minggu terakhir kehamilan dan awal persalinan, struktur dan posisi serviks berubah akibat pematangan, teraba tidak keras dan berada pada posisi anterior. Serviks yang terasa llunak dan dapat meregang berkaitan dengan dilatasi yang baik pada ostium uteri, sedangkan serviks yang belum matang pada akhir kehamilan biasanya dapat di ikuti dengan persalinan yang lama.
Seriviks yang sesuai dengan bagian terendah janin berkaitan dengan aktivitas uterus yang baik. Sebaliknya, serviks yang belum sesuai dengan bagian terendah janin berkaitan dengan aktifitas uterus yang kurang efisien dan kemajuan persalinan yang lamban. Misalnya, pada posisi janin oksipito posterior, kepala janin tidak terdorong langsung ke serviks, melainkan ke arah bawah dan depan bgian belakang simfisis pubis yang mengakibatkan menurunnya efektifitas kontraksi uterus, dilatasi serviks yang lebih lambat dan persalinan yang lama.
Hubungan bagian terendah janin dengan serviks dapat dikaji dengan meraba bagian tersebut.  Pada primigravida penipisan biasanya mendahului pembukaan, pada multigravida hal ini terjadi secara simultan. Penipisan dikaji dengan mengukur panjang serviks dan derajat penonjolannya ke dalam vagina. Serviks yang belum menipis teraba panjang dan berbentuk tubuler, dengan ostium tertutup atau dilatasi sebagian. Bila telah terjadi penipisan, serviks menipis, dan teraba lebih pendek, karena segmen uterus bagian bawah mendorongnya ke atas. Penipisan serviks yang sempurna akan teraba menyatu dengan segmen uterus bagian bawah mendorongnya ke atas.
  • Selaput janin.
Selaput janin yang masih utuh akan teraba sebagai permukaan licin yang menutupi bagian terendah janin. Hal ini mungkin akan sulit untuk dirasakan, terutama pada awal persalinan, atau apabila air ketuban sedikit dan selaput janin melekat pada bagian terendah janin. Bila selaput janin sulit untuk di raba, dapat disalah artikan dengan selaput janin yang yang sudah pecah. Bila bagian terendah janin pas dengan serviks, selaput janin akan berisi banyak cairan amnion dan menonjol di serviks. Selama kontraksi, tekanan air ketuban akan meningkat dan menyebabkan selaput janin menegang dan akhirnya pecah secara spontan. Hal ini biasanya terjadi lebih cepat jika bagian terendah janin tidak pas dengan serviks. Bila selaput janin teraba utuh tetapi air ketubannya sudah bocor, kemungkinan terjadi robekan selaput janin yang tersembunyi.
  • Presentasi
Dalam hubungannya dengan informasi yang diperoleh melalui pemeriksaan abdomen, identifikasi petunjuk bagian terendah janindapat membantu dalam konfirmasi presentasi janin.
  • Untuk presentasi kepala teraba bulat dan keras dan sutura atau fontanel dapat juga teraba.
  • Moulase
Dapat dikaji berdasarkan derajat tumpang tindih antara tulang-tulang tersebut di ubun-ubun.
  • Untuk presentasi bokong dan wajah akan teraba lembek dan tidak rata. Sakrum dapat teraba sabagai tulang yang keras dengan anus tertutup. Bila jari pemeriksa masuk ke dalam anus akan terasa seperti di cengkram. Mekonium segar juga cenderung terdapat di dalam anus.
  • Pada persentasi wajah, tulang dahi dapat teraba dan ari yang masuk ke dalam mulut akan di isap oleh janin. Bila di curigai atau di konfirmasi terjadi presentasi wajah, berhati-hati agar tidak mencederai mata janin.
  • Bila tali pusat teraba, akan teraba juga adanya pulsasi dibalik selaput janin, pada keadaan ini selaput janin tidak boleh di robek karena adanya bahaya prolaps uteri
  • Posisi
Pada presentasi kepala identifikasi sutura dan fontanel dapat memastikan posisi dan sikap janin. Sutura sagitalis mudah di identifikasisebagai sutura yang panjang dan lurus, posisi ditentukan dengan kaitannya denngan panggul ibu.
  • Tinggi bagian presentasi
Ditentukan dengan mengkaji jarak antara bagian terendah dengan spina ischiadika dalam ukuran cm. Spina ischiadika di sebut dengan tingkat 0, dengan bagian yang terendah bagian yang terendah beradadi atasnya ( – cm ) atau dibawahnya ( + cm ).
Bidang-bidang :
(1) Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis dan promontorium
(2) Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis.
(3) Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan kiri.
(4) Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis
Penurunan bagian terendah janin merupakan indikator kemajuan persalinan.
Sebelum melakukan periksa dalam, cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir, kemudian keringkan dengan handuk kering dan bersih. Minta ibu untuk berkemih dan mencuci area genitalia ( jika ibu belum melakukannya ) dengan sabun dan air. Jelaskan kepada ibu setiap langkah yang akan dilakukan selama pemeriksaan. Tenteramkan hati ibu dan anjurkan ibu untuk rileks. Pastikan privasi ibu terjaga selama pemeriksaan dilakukan. Sebelum melakukan pemeriksaan dalam, siapkan pasien dan alat.
Persiapan pemeriksaan :
  • Ø Pasien :
  •    Selimut
  •    Kapas sublimat.
  •    Kom kecil.
  •    Bengkok
  •    Bak Instrumen sedang
  •    Larutan klorin 0,5 %
  •    Status ibu dan alat tulis.
    • Korentang ( bila perlu )
  • Ø Petugas
  •    Apron plastik
  •    Masker
  •    kacamata pelindung
  •    Sarung tanganDTT steril
  •    Alas kaki/sepatu boot karet
    • Ø Lingkungan
    • Ruangan dalam keadaan tertutup (tirai / skerem )
    •  Tempat sampah steril dan nonsteril
Langkah – langkah dalam melakukan pemeriksaan dalam  :
  1. Tutupi badan ibu sebanyak mungkin dengan sarung atau selimut
  2. Minta ibu untuk berbaring terlentang dengan lutut ditekuk dan paha di bentangkan (mungkin akan membantu jika ibu menempelkan kedua telapak kakinya satu sama lain)
  3. Gunakan sarung tangan DTT atau steril saat melakukan pemeriksaan
  4. Gunakan kassa atau gulungan kapas DTT yang dicelupkan ke air DTT / larutan antiseptik. Basuh labia secara hati-hati, seka dari bagian depan ke bagian belakang untuk menghindarkan kontaminasi feases ( tinja )
  5. Periksa genitalia eksterna, perhatikan apakah ada luka atau massa ( benjolan ) termasuk kondilomata, varikositas vulva atau rektum atau luka parut di perineum
  6. Nilai cairan vagina dan tentukan apakah ada bercak darah, perdarahan pervaginam atau mekonium :
a)         Jika ada perdarahan pervaginam, Jangan lakukan pemeriksaan dalam
b)        Jika ketuban sudah pecah, lihat warna dan bau air ketuban. Jika terliahat pewarnaan mekonium, nilai apakah kentall atau encer dan periksa DJJ
  • Jika mekonium encer dan DJJ normal, teruskan memantau DJJ dengan seksama menurut petunjuk pada partograf. Jika ada tanda – tanda akan terjadi gawat janin, lakukan rujukan segera.
  • Jika mekonium kental, nilai DJJ dan rujuk segera
  • Jika tercium bau busuk, mungkin telah terjadi infeksi
  1. 7.      Dengan hati – hati pisahkan labium mayus dengan jari manis dan ibu jari tangan kiri (gunakan sarung tangan periksa). Masukkan ( hati – hati ) jari telunjuk yang di ikuti oleh jari tengan. Jangan mengeluarkan kedua jari tersebut sampai pemeriksaan selesai dilakukan. Jika selaput ketuban belum pecah, jangan melakukan tindakan amniotomi ( merobeknya ). Alasannya : Amniotomi sebelum waktunya dapat meningkatkan risiko infeksi terhadap ibu dan bayi serta gawat janin.
  2. Nilai vagina. Luka parut di vagina mengindikasikan adanya riwayat robekan perineum atau tindakan episiotomi sebelumnya. Hal ini merupakan informasi penting untuk menentukan tindakan pada saat kelahiran bayi
  3. Nilai pembukaan dan penipisan serviks
  4. Pastikan tali pusat dan / atau bagian – bagian kecil ( tangan atau kaki ) tidak teraba pada saat melakukan periksa dalam. Jika teraba maka ikuti langkah – langkah gawatdarurat dan segera rujuk ibu ke fasilitas kesehatan yang sesuai.
  5. Nilai penurunan bagian terbawah janin dan tentukan apakah bagian tersebut telah masuk rongga panggul. Bandingkan tingkat penurunan kepala dari hasil periksa dalam dengan hasil pemeriksaan melalui dinding abdomen ( perlimaan) untuk menentukan kemajuan persalinan.
  6. Jika bagian terbawah adalah kepala, pastikan penunjuknya ( ubun – ubun kecil, ubun – ubun besar atau fontanela magna ) dan celah ( sutura ) sagitalis untuk menilai derajat penyusupan atau tumpang tindih tulang kepala dan apakah ukuran kepala janin sesuai dengan ukuran jalan lahir.
  7. Jika pemeriksaan sudah lengkap, keluarkan kedua jari pemeriksaan ( hati – hati ), celupkan sarung tangan ke dalam larutan dekontaminasi, lepaskan kedua sarung tangan tadi secara terbalik dan rendam dalam larutan dekontaminan selama 10 menit.
  8. Cuci kedua tangan dan segera keringkan dengan handuk yang bersih an kering.
  9. Bantu ibu untuk mengambil posisi yang lebih nyaman.
  10. Jelaskan hasil –hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarganya.



JOBSHEET

Sub Pokok Bahasan :
  •  PEMERIKSAAN DALAM





PERALATAN DAN BAHAN


ALAT

BAHAN


- Tempat Sampah                                                        – Schort
- Troli                                                                          – Masker
- Insenerator                                                                – Sarung tangan
- Kantong plastik kuning
- Kantong plastik hitam













PROSEDUR PELAKSANAAN
Langkah kerja
gambar
Persiapkan alat –alat
LANGKAH-LANGKAH
  1. Menjelaskan pada ibu apa yang akan dikerjakan dan memberitahukan kemungkinan ketidaknyamanan serta memberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan
  1. Dengarkan apa yang disampaikan oleh ibu
  1. Berikan dukungan emosional dan jaminan pelayanan
  1. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta mengeringkannya dengan handuk bersih.
  1. Meminta ibu untuk berkemih dan membasuh regio genetalia dengan sabun dan air bersih
  1. Meminta ibu berbaring di tempat tidur
  1. Menutupi badan ibu dengan selimut atau kain
  1. Mengatur posisi ibu dorsal recumbent
  1. Mengunakan sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
  1. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan kapas atau kassa yang sudah dibasahi air DTT. Jika mulut vagina, perineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkan dengan seksama dengan cara menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kassa yang sudah terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi  (meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan benar di dalam larutan dekontaminasi)
  1. Memeriksa genitalia luar ;
Inspeksi :
  • Perdarahan.
  • Cairan amnion ; warna, bau, jumlah.
  • Mekoneum ; kental atau encer
  • Bagian yang menumbung.
  • Lendir darah.
  • Perlukaan
  • Massa
  • Varices
  • Edema
  • Haemoroid
Jika ada perdarahan pervaginam, jangan lakukan pemeriksaan dalam.
  1. Dengan hati-hati pisahkan labia dengan jari manis dan ibu jari tangan kiri pemeriksa. Masukkan jari telunjuk tangan kanan pemeriksa dengan hati-hati diikuti oleh jari tengah. Setelah kedua jari tangan berada dalam vagina, tangan kiri pemeriksa diletakkan di fundus ibu. Pada saat kedua jari berada di dalam vagina, jangan mengeluarkannyasebelum pemeriksaan selesai. Jika ketuban belum pecah, jangan lakukan amniotomi.
  1. Nilai vagina. Luka parut lama di vagina bisa memberikan indikasi luka atau episiotomi sebelumnya, hal ini mungkin menjadi informasi penting pada saat kelahiran bayi.
  1. Nilai pembukaan dan penipisan serviks
  1. Pastikan tali pusat umbilikus dan/atau bagian-bagian kecil (tangan atau kaki bayi) tidak teraba pada saat melakukan pemeriksaan pervaginam.
  1. Nilai penurunan kepala janin dan tentukan apakah kepala sudah masuk ke dalam panggul. Bandingkan penurunan kepala dengan temuan-temuan dari pemeriksaan abdomen untuk menentukan kemajuan persalinan
  1. Jika kepala sudah dapat dipalpasi, raba fontanela dan sutura sagitali untuk menentukan penyusupan tulang kepala dan/atau tumpang tindihnya, dan apakan kepala janin sesuai dengan diameter jalan lahir.
  1. Jika kepala sudah dapat dipalpasi, raba fontanela dan sutura sagitali untuk menentukan penyusupan tulang kepala dan/atau tumpang tindihnya, dan apakan kepala janin sesuai dengan diameter jalan lahir
  1. Setelah pemeriksaan lengkap, keluarkan kedua jari pemeriksa dengan hati-hati, sambil meminta ibu untuk menarik nafas panjang.
  1. Mendekontaminasikan sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kotor dedalam larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskan dalam keadaan terbalik serta merendamnya di dalam larutan tersebut selama 10 menit. Mencuci kedua tangan (seperti diatas)
  1. Merapihkan ibu kembali dan membantu ibu mengambil posisi yang nyaman
  1.   Memberitahu ibu dan keluarganya tentang hasil pemeriksaan
  1. Mencatat /mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan pada status ibu

NO
LANGKAH KERJA
GAMBAR
  PENANGGULANGAN SAMPAH MEDIS

1.

PERSIAPAN Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk pemeriksaan dalam

   




2.
memakai schort Key point :
Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan infeksi.
          
3.
Memakai masker Key point :
Hal ini dilakukan untuk mencegah terhirupnya mikroorganisme
                                       
4.




Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir lalu keringkan dengan handuk bersih dan kering. Key point :
Mencegah masuknya kuman dan penyakit kedalam tubuh karena tangan merupakan perantara yang paling utama masuknya kuman

  5. Pakai sarung tangan pada kedua tangan anda. Key point :
Sangat penting karena berguna untuk mencegah infeksi dan penularan penyakit berbahaya terutama melalui cairan.

6.



Letakan kantong plastik hitam di tempat sampah untuk menempatkan sampah non medis
Key point :
Penting dilakukan agar dapat membedakan sampah medis dan non medis
          
7.
Letakan kantong plastik kuning di tempat sampah untuk menempatkan dan membuang sampah medis
Key point : harus dilakukan dengan sangat hati – hati agar tidak mengenai atau melukai tubuh kita karena ini sangat berbahaya.
     
8.
Setelah sampah medis terkumpul / penuh letakan sampah medis pada troli khusus untuk membawa sampah medis yang tertutup

Key point : harus menggunakan troli khusus dan tertutup untuk mencegah bau yang menyengat dan kontaminasi sampah lain yang dibawa.
      
9. Menyalakan dan memanaskan insenerator dengan suhu 800 derajat celcius
Key point :
Menggunakan insenerator dengan suhu 800 sampai 1000 derajat celcius agar sampah medis hancur dan tidak membahayakan

  10.





  Meletakan sampah medis di dalam insenerator untuk dibakar hingga hancur

Key point :
Meletakan sampah medis dengan sangat hati2 agar tidak mengenai tubuh.